ILMU KALAM, FILSAFAT dan TASAWUF
A.
PENDAHULUAN
Islam sebagaimana di jumpai dalam
sejarah, ternyata tidak sesempit yang di pahami pada umumnya. Dalam sejarah
terlihat bahwa Islam yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunah dapat
berhubungan dengan pertumbuhan dengan masyarakat luas. Dari persentuhan
tersebut lahir berbagai disiplin ilmu
seperti Teologi atau ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf.
Ilmu
Kalam, Filsafat dan Tasawuf adalah ilmu yang dilahirkan dari persentuhan Islam dengan berbagai
masalah sosiokultural yang dihadapi oleh masyarkat, yang kemudian berkembang
mencari dan mempertahankan kebenaran.
Dari
ilmu-ilmu itu lahir para pakar kelas dunia yang telah berhasil mempertahankan
ilmu pengetahuan dalam sosok yang bernuansa Islam.
Mempelajari
hasil pemikiran mereka bukan saja merupakan panggilan sejarah, lebih dari telah
memberi landasan rasional bagi keimanan kita.
Tidak ada salahnya apabila hasil
pemikiran mereka itu dipelajari secara intens di perguruan melalui mata kuliah
Ilmu Kalam, dan disini pemakalah ingin menguraikan tentang makalah kami yang
berjudul Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf serta hubungan dari ilmu-ilmu
tersebut.[1]
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apakah
pengertian ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf ?
2.
Apakah hubungan
antara ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf ?
C.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf
a)
Ilmu Kalam
Secara
harfiyah, kalam berarti pembicaraan atau perkataan. Di dalam lapangan pemikiran
Islam, Istilah kalam memiliki dua pengertian : pertama, sabda Allah (The word
of god), dan kedua ilm al-Kalam (The science of kalam).[2]
Nama lain dari Ilmu Kalam adalah Ilmu Aqaid (ilmu akidah-akidah), Ilmu
Tauhid (Ilmu tentang Kemaha Esa-an Tuhan), Ilmu Ushuluddin (Ilmu pokok-pokok
agama). Disebut juga 'Teologi Islam'. 'Theos yang berarti Tuhan dan 'Logos'
yang berarti ilmu. Berarti ilmu tentang ke-Tuhanan yang di dasarkan atas
prinsip-prinsip dan ajaran Islam, termasuk di dalamnya persoalan-persoalan
ghaib. Para ulama Kalam (mutakalimin)
berpendapat bahwa ilmu tauhid juga dinamakan Ilmu Kalam karena masalah dari kedua ilmu tersebut tentang al-Qur’an,
Subtansi dan cara mengaplikasikan untuk pokok-pokok aqidah.[3]
Menurut Ibnu Khaldun
dalam kitab Moqodimah mengatakan ilmu kalam adalah ilmu yang berisi
alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-keprcayaan iman dengan menggunakan
dalil fikiran dan juga berisi tentang bantahan-bantahan terhadap orang-orang
yang mempunyai kepercayaan-kepercayaan menyimpang. Ilmu adalah pengetahuan dan
Kalam adalah pembicaraan, pengetahuan tentang pembicaraan yang bernalar dengan
menggunakan persoalan terpenting yang dibicarakan pada awal Islam adalah
tentang Kalam Allah (al-Qur'an).[4]
Definisi
Ilmu Kalam menurut Al-Farabi adalah disiplin ilmu
yang membahas Dzat dan Sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai
yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati, berlandaskan
doktrin Islam.[5]
Di dalam al-Qur’an, Istilah kalam
ini dapat ditemukan dalam ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan salah
satu sifat Allah, yaitu Kalamullah. Di antaranya adalah An-Nisa ayat 164
Wxßâur ôs% öNßg»oYóÁ|Ás% øn=tã `ÏB ã@ö6s% Wxßâur öN©9 öNßgóÁÝÁø)tR
øn=tã 4 zN¯=x.ur ª!$# 4ÓyqãB $VJÎ=ò6s?
ÇÊÏÍÈ
164. dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah
Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan
langsung.[6]
b)
Ilmu Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Arab,
falsafah dan dari bahasa Yunani, philoshopia,
kata majemuk yang terdiri dari kata philos yang artinya cinta atau suka, dan
kata shopia yang artinya bijaksana.
Secara triminologis, filsafat mempunyai
arti yang bermacam-macam, sebanyak orang yang memberikan pengertian atau
batasan. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi sebagai berikut:
1.
Plato (427 SM
-347 SM ). Ia seorang filsuf Yunani terkenal, gurunya Aristoteles, ia sendiri
berguru kepada Socrates. Ia mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan
tentang segala yang ada, ilmu yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli.
2.
Aristoteles (381
SM – 322 SM ), ia mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran
yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu : Metafisika, Logika, Etika, Ekonomi, Politik,
dan Estetika.
3.
Marcus Tullius
Cicero (106 SM- 43 SM ), seorang politikus dan ahli pidato Romawi, ia
merumuskan filsafat sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan
usaha-usaha untuk mencapainya.
4.
Al-Farabbi (w.
950 m), seorang filsuf muslim mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan
tentang alam maujud dan bertujuan menyediki hakikat yang sebenarnaya.[7]
a)
Ilmu Tasawuf
Secara etimologis kata
tasawuf adalah nisbah terhadap akar kata shuf (baju wol), sehingga memeiliki
arti memakai baju wol.[8]
Kata tasawuf
berasal dari kata di antaranya shufi yang artinya suci dan Abu Hasyim Al-Kufi
(w. 150 H.) mengemukakan bahwa tasawuf berasal dari kata suf yang artinya yang
di buat dari bulu yaitu wol. Adapun seorang tokoh yang bernama Syeh Junaidi Al
Baghdad mengatakan tasawuf ialah hendaknya keadaanmu beserta Allah tanpa
perantara.
Demikian di antara
definisi-definisi tasawuf di atas dan bisa kita simpulkan tasawuf adalah
mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah membersihkan diri dari
sifat-sifat tercela, menghias diri dengan sifat-sifat terpuji, tidak
mementingkan urusan dunia merasa cukup atas segala pemberian Allah atas dirinya
disertai tawakal dan mehabbah kepada Allah.
Menurut Harun Nasution mendefinisikan tasawuf sebagai ilmu yang
mempelajari cara dan jalan bagaimana orang Islam dapat sedekat mungkin dengan
Alloh agar memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan bahwa
seseorang betul-betul berada di hadirat Tuhan.[9]
1) Sumber Tasawuf
Prof. DR. Hamka dalam bukunya
“Perkembangan Tasawuf dari abad ke abad menyimpulkan,
“bahwasanya tasawuf Islam telah tumbuh sejak tumbuhnya agama Islam itu sendiri. Bertumbuh dari dalam
jiwa pendiri Islam itu sendiri, yaitu Nabi Muhammad SAW. dan kemudian al-Qur’an
serta as-Sunnah.
Paham bahwa Tuhan dekat dengan manusia, yang merupakan ajaran dasar yang
dapat dijelaskan dalam al-Qur'an Surat al-Baqoroh ayat 186.
#sÎ)ur y7s9r'y Ï$t6Ïã ÓÍh_tã ÎoTÎ*sù ë=Ìs% ( Ü=Å_é& nouqôãy Æí#¤$!$# #sÎ) Èb$tãy ( (#qç6ÉftGó¡uù=sù Í< (#qãZÏB÷sãø9ur Î1 öNßg¯=yès9 crßä©öt ÇÊÑÏÈ
Artinya: Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah),
bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.
2) Tujuan Tasawuf
Tujuan pokok tasawuf adalah untuk
mencapai makrifatulloh dengan sebenar-benarnya dan tersingkapnya dinding yang
membatasi diri dengan Allah. Bagi mutashowwifin dalam mendekatkan diri kepada
Allah selalu dilandasi semangat ibadah dengan tujuan untuk mencapai kesempurnaan
hidup dan ma’rifatulloh.
a) Ma’rifatbillah
Ma’rifatbillah adalah melihat Tuhan
dengan hati mereka secara jelas dan nyata dengan segala kenikmatan dan
kebesara-Nya tetapi tidak dengan kaifiyat artinya Tuhan digambarkan terbukanya seperti
benda atau manusia ataupun yang lain.[10]
Menurut Imam
Ghozali
pernah menyampaikan pengalamanya untuk menguatakan pembicaraanya tentang ru’yah
dengan katanya sebagai berikut: “Begitu nyata sebagaimana saya kenal Tuhan itu
di dunia dengan ma’rifat hakikat yang sempurna dengan tidak berupa gambaran dan
khayalan, dengan tidak ada keterangan bentuk dan rupa, engkau melihat Tuhan itu
demikian kelak di akhirat.
b) Insan Kamil
Yaitu
tercapainya martabat dan derajat kesempurnaan di mata sang Khaliq.[11]
2.
Persamaan dan Perbedaan Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf
Dari uraian di atas, terdapat titik persamaan dan
perbedaan antara Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf. Persamaan pencarian segala
yang bersifat rahasia (ghaib) yang dianggap sebagai 'kebenaran terjauh' dimana
tidak semua orang dapat melakukannya dan dari ketiganya berusaha menemukan apa
yang disebut kebenaran (Al-haq) atau ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan-Nya.[12]
Sedangkan perbedaannya terletak pada cara menemukan
kebenarannya.
Kebenaran dalam Tasawuf berupa tersingkapnya
(kasyaf) Kebenaran Sejati (Allah) melalui mata hati. Tasawuf menemukan
kebenaran dengan melewati beberapa jalan yaitu: maqomat, hal (state) kemudian
fana'. Sedangkan kebenaran dalam Ilmu Kalam berupa diketahuinya kebenaran
ajaran agama melalui penalaran rasio lalu dirujukkan kepada Nash (Al-Qur'an
& Hadis).
Kebenaran dalam Filsafat berupa kebenaran
spekulatif tentang segala yang ada (wujud) yakni tidak dapat dibuktikan dengan
riset, empiris, dan eksperimen. Filsafat menemukan kebenaran dengan menuangkan
akal budi secara radikal, integral, dan universal.[13]
3.
Hubungan
Antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf
a)
Hubungan
Ilmu Kalam dengan Filsafat Islam adalah bahwa ilmu kalam dan
filsafat Islam memiliki hubungan karena pada dasarnya ilmu kalam adalah ilmu
ketuhanan dan keagamaan Sedangkan filsafat Islam adalah pembuktian intelektual.
Obyek pembahasannya bagi ilmu
kalam berdasar pada Allah swt. Dan sifat-sifatnya serta hubungannya dengan alam
dan manusia yang berada di bawah syari’at-Nya. Obyek filsafat adalah alam dan
manusia serta pemikiran tentang prinsip wujud dan sebab-sebabnya.
b) Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam adalah disiplin
ilmu ke-Islaman yang banyak mengedepankan
pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan. Persoalan-persoalan kalam ini
biasanya mengarah sampai pada perbincangan yang mendalam dengan dasar-dasar argumentasi,
baik rasional (aqliyah) maupun naqliyah. Argumentasi yang dimaksudkan adalah landasan
pemahaman yang cenderung menggunakan metode berpikir filosofis, sedangkan argumentasi
naqliyah biasanya bertendensi pada argumentasi berupa dalil-dalil al-Qur’an dan
hadits.
Pembicaraan materi-materi yang
tercakup dalam ilmu kalam terkesan tidak menyentuh rasa rohaniah. Sebagai contoh,
ilmu kalam menerangkan bahwa Allah bersifat Sama’, Bashar, Kalam, Iradah,
Qudrah, Hayat, dan sebagainya. Namun, ilmu kalam tidak menjelaskan bagaimana seorang
hamba dapat merasakan langsung bahwa Allah mendengar dan melihatnya, bagaimana
pula perasaan hati seseorang ketika membaca al-Qur’an, bagaimana seseorang merasa
bahwa segala sesuatu yang tercipta merupakan pengaruh dari kekuasaan Allah?
Pernyataan-pernyataan di atas sulit terjawabhanya dengan berlandaskan pada ilmu
kalam. Biasanya, yang membicarakan penghayatan sampai pada penanaman kejiwaan manusia
adalah ilmu Tasawuf. [14]
c)
Hubungan Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf
yaitu saling menguatkan dan membantu dalam mencari
kebenaran yang menjadi tujuan utama ketiganya.Walaupun dengan cara yang
berbeda, yaitu pencarian segala yang bersifat rahasia (ghaib) yang dianggap
sebagai 'kebenaran terjauh' dimana tidak semua orang dapat melakukannya dan
mencari apa yang disebut kebenaran (Al-haq).
D.
KESIMPULAN
Ilmu Kalam adalah Ilmu pengetahuan tentang pembicaraan yang bernalar dengan menggunakan
persoalan terpenting yang di bicarakan pada awal Islam adalah tentang Kalam
Allah (al-Qur'an).
Ilmu Filsafat adalah filsafat
ilmu pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada.
Ilmu Tasawuf adalah mendekatkan
diri kepada Allah dengan beribadah membersihkan diri dari sifat-sifat tercela,
menghias diri dengan sifat-sifat terpuji, tidak mementingkan urusan dunia
merasa cukup atas segala pemberian Allah atas dirinya disertai tawakal dan
menghabbah kepada Allah.
Hubungan Antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf yaitu saling
menguatkan dan membantu dalam mencari kebenaran yang menjadi tujuan utama
ketiganya.
DAFTAR PUSTAKA
Chalim,
Asep Saifuddin. 2012. Membumikan Aswaja
Pegangan Para Guru NU. Surabaya : Khalista
Ghozali,
Adeng Muchtar. 2005. Perkembangan Ilmu
Kalam dari Kalsik hingga Modern. Bandung : Pustaka Setia
Labib. 2009. Rahasia
Ilmu Tasawuf. Surabaya: Bintang Usaha Jaya
Muhammad,
Teungku dan Hasbi Ash-Shiddieqy. 2009. Sejarah
dan Pengantar Ilmu Tauhid/ Kalam. Semarang : Pustaka Rizki
Nata, Abuddin.2001. Ilmu Kalam, filsafat dan Tasawuf. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Praja,
Juhaya S.. 2005 . Aliran-Aliran Filsafat
dan Etika. Jakarta: prenada media
Rozak,
Abdul dan Rosihan Anwar. 2006. Ilmu
Kalam. Bandung : Pustaka Setia
http://www.slideshare.net/YandraHelira/hubungan-ilmu-kalam-dengan-filsafat-islam.
http://www.slideshare.net/YandraHelira/hubungan-ilmu-kalam-dengan-filsafat-islam
[1] Abuddin Nata, Ilmu Kalam, filsafat dan Tasawuf
(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Hal. 1
[2] Adeng Muchtar Ghozali, Perkembangan Ilmu Kalam Dari Klasik Hingga
Modern (Bandung :Pustaka Setia, 2005), Hal. 19
[3] Tuengku Muhammad dan Hasbi
Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid / Kalam (Semarang : Pustaka
Rizki, 2009), hal. 1-2
[4]
http://afrizaldaonk.blogspot.com/2012_03_01_archive.html(di akses tanggal
06feb2013.jam10.30pm)
[5]
http://www.slideshare.net/YandraHelira/hubungan-ilmu-kalam-dengan-filsafat-islam.
(di akses tanggal 06feb2013.jam10.30pm)
[6] Adeng Muchtar Ghozali, Perkembangan Ilmu Kalam Dari Klasik Hingga
Modern (Bandung :Pustaka Setia, 2005), Hal. 20
[7]
Juhaya S. Praja, Aliran-Aliran
Filsafat dan Etika (Jakarta : prenada media , 2005 ), hal. 17
[8] Asep Saifuddin Chalim, Membumikan Aswaja Pegangan Guru NU (Surabaya
: Khalista, 2012), hal. 109
[9]
http://afrizaldaonk.blogspot.com/2012_03_01_archive.html
.diakses 05/02/2013.10:30pm
[10]
Labib, Rahasia
Ilmu Tasawuf, (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2009), hal . 30
[12] Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam (Bandung : Pustaka Setia,
2006), hal. 39
[13]
http://afrizaldaonk.blogspot.com/2012_03_01_archive.html .diakses
05/02/2013.10:30pm
[14]http://www.slideshare.net/YandraHelira/hubungan-ilmu-kalam-dengan-filsafat-islam
diakses 05/02/2013.10:30pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar